Penetapan harga dalam sebuah bisnis merupakan keputusan yang tidaklah mudah. Karena ini berhubungan dengan kelanjutan bisnis yang Anda jalani. Harga tersebut harus ditetapkan dengan benar dan baik agar bisnis bisa terus berkelanjutan dan berkembang. Nah, penetapan harga ini berhubungan langsung dengan konsep Akuntansi Biaya Tradisional dan juga Activity Based Costing.
Walaupun kedua konsep ini mungkin hal yang asing dan tidak semua orang pernah mendengarnya. Namun hal ini terbilang penting diketahui bagi pemilik bisnis, baik itu bisnis besar ataupun bisnis rintisan yang baru mulai berkembang.
Tentang Akuntansi Biaya
Mula-mula, Anda harus memahami dulu apa itu Akuntansi Biaya. Adapun Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan keuangan, di mana di dalamnya dilakukan pula penggolongan serta peringkasan biaya produksi, penjualan produk atau jasa dengan suatu cara tententu beserta penjelasannya.
Akuntansi Biaya adalah suatu hal yang penting dan memerlukan pertanggungjawaban kepada pihak eksternal dari perusahaan. Misalnya investor dan kreditur, serta pihak internal yaitu manajemen perusahaan tersebut.
Baca Juga: Begini Cara Mengelola Akuntansi UKM Dan Peranannya Pada Bisnis
Akuntansi Biaya ini diperlukan perusahaan sebagai data historis atau sumber informasi. Dimana pencatatannya tersebut dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan serta kebijakan di waktu mendatang.
Ada beberapa pengertian Akuntansi Biaya menurut para ahli, di antaranya:
Menurut Datar, Foster dan Horngren (2005), Akuntasi Biaya adalah bidang ilmu yang mempelajari penyediaan informasi yang dibutuhkan akuntansi keuangan dan juga manajemen perusahaan. Dengan adanya Akuntansi Biaya ini dapat mengukur dan juga melaporkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keuangan ataupun non keuangan, yang berhubungan dengan biaya yang diperoleh dan juga pemanfaatan sumber daya di sebuah organisasi.
Menurut Bastian dan Nurlela (2006), Akuntansi Biaya adalah bidang ilmu akuntansi, fokusnya mempelajari mengenai cara atau metode mencatat, mengukur dan melaporkan informasi tentang biaya-biaya yang dipakai selama proses produksi.
Sedangkan menurut Kholmi dan Yuningsih (2009), Akuntansi Biaya adalah proses pelacakan, pencatatan, pengalokasian dan juga pelaporan yang dibarengi dengan analisis terhadap beragam biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas produksi dari perusahaan untuk menghasilkan barang ataupun jasa.
Fungsi Akuntansi Biaya
Laporan dari akuntansi biaya dibuat untuk bisa membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Baik mengenai penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa fungsi Akuntansi Biaya:
Menentukan harga pokok
Akuntansi Biaya berfungsi sebagai penentu harga pokok dari produk atau jasa yang dibuat perusahaan. Ini dilakukan agar harga yang ditetapkan tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah.
Penentuan harga pokok ini didapatkan dari catatan, penggolongan, pemantauan dan juga meringkas seluruh komponen biaya yang berkaitan dengan produksi. Dari data yang dijadikan acuan manajemen untuk penentuan harga pokok produksi.
Baca Juga: Perlu Tahu! Akuntansi Perusahaan Dagang Dalam Dunia Bisnis
Menghitung biaya pokok
Fungsi Akuntansi Biaya yang berikutnya adalah menghitung beragam biaya pokok dalam produksi. Dengan tujuan untuk mengetahui berapa biaya yang telah keluar sehingga ini bisa dihitung untuk menentukan harga pokok tadi.
Merencanakan dan mengendalikan biaya
Estimasi biaya yang ada umumnya didasarkan dari data historis dan pertimbangan dari faktor-faktor lain yang diprediksi bisa memengaruhi biaya.
Untuk merencanakan dan juga mengendalikan biaya, manajemen akan memantau adakah penyimpangan yang terjadi. Seperti adanya selisih antara biaya sebenarnya dengan perencanaan biaya yang dibuat. Bila ada, maka manajemen akan menganalisis penyebabnya dan mempertimbangkan tindakan selanjutnya seperti mengoreksi untuk pengendalian.
Tentang Akuntansi Biaya Tradisional dan Activity Based Costing
Setiap perusahaan dituntut memberikan performa terbaik mereka dalam memasarkan produk atau jasa yang mereka jual di tengah ketatnya persaingan bisnis secara global. Perusahaan juga harus bisa menghasilkan dan juga meningkatkan kualitas dari produk atau jasa yang mereka tawarkan, meningkatkan produktivitas dan juga kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mengeluarkan biaya yang sedikit.
Dalam menentukan harga jual dari produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, agar harga jual tersebut bisa bersaing dengan kompetitor. Maka perusahaan harus memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkannya dengan akurat.
Ada 2 metode yang biasanya digunakan yaitu Akuntansi Biaya Tradisional dan juga Activity Based Costing (ABC System).
1. Akuntansi Biaya Tradisional
Akuntansi Biaya Tradisional adalah metode perhitungan biaya di mana didasarkan dari tahap produksi barang dalam setiap unitnya. Alokasi biaya overhead dari perusahaan dengan metode ini didasarkan dari jam tenaga kerja langsung atau dari jam kerja mesin ataupun didasarkan dari volume produksi barang tersebut.
Kekurangan metode Akuntansi Biaya Tradisional ini adalah karena masing-masing produk punya biaya overhead pabrik yang berbeda, maka ketika menentukan harga pokok pun biasanya malah tidak akurat. Ini menyebabkan terjadinya distorsi ataupun kesalah ketika menentukan harga pokok produksinya.
2. Activity Based Costing (ABC System)
Sedangkan metode ABC System ini adalah metode perhitungan biaya yang didasarkan dari alokasi aktivitas yang berbeda dari proses produksi suatu produk dan juga pendistribusian produknya.
Dengan metode ini, perusahaan jadi bisa mengetahui biaya produksi barang yang dikeluarkan dengan lebih akurat. Dengan metode ini, terdapat tempat penampungan biaya overhead dari pabrik yang cenderung lebih dari satu. Ini akan membuat terhindarnya distorsi ataupun kesalahan ketika menentukan harga pokok.
Tahapan ABC System
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam metode ABC ini yaitu, tahap pertama, mengelompokkan biaya overhead ke kelompok biaya homogen yang merupakan kumpulan overhead yang bervariasi di mana penggolongannya dikaitkan dengan suatu faktor penyebab (cost driver) atau faktor yang menjelaskan tentang konsumsi biaya overhead. Kelompok biaya homogen tadi bisa ditentukan dari melihat biaya yang punya rasio konsumsi sama dengan produk yang ada.
Kemudian, tahap kedua, mengalokasikan biaya overhead pabrik tersebut, yang dilakukan dengan mengalikan tarif kelompok dengan dasar pembebanan yang digunakan suatu produk.
Dibanding Akuntansi Biaya Tradisional, dengan ABC ini maka Anda dapat memperluas jumlah himpunan biaya yang digunakan untuk mengumpulkan biaya overhead pabrik. Anda pun dapat menghasilkan dasar baru untuk menetapkan biaya overhead untuk suatu produk, sehingga dan yang digunakan pun akan didasarkan pada kegiatan yang dihasilkan, bukan dari volumenya.
Kemudian, dengan ABC ini Anda bisa mengubah sifat biaya secara tidak langsung. Sehingga biaya yang dianggap secara tidak langsung bisa lebih mudah dilacak.
Itulah beberapa hal tentang Akuntansi Biaya Tradisional dan juga Activity Based Costing (ABC System) yang ternyata merupakan hal penting dalam penentuan harga sebuah produk atau jasa yang dihasilkan atau dijual sebuah perusahaan.
Baca Juga: Cara Orang Awam Belajar Akuntansi dengan Mudah
Dari sini kita akan paham, bahwa penentuan harga itu tidak bisa main-main atau dilakukan tanpa perhitungan terlebih dulu. Karena harga pokok dari produk atau jasa yang dijual inilah yang menjadi penentu apakah bisnis yang Anda jalani bisa survive, dan terus berkembang. Karena penentuan harga yang salah seperti terlalu kecil akan merugikan bisnis Anda karena ketidakmampuan untuk balik modal produksi yang dilakukan. Sedangkan harga yang tinggi membuat produk atau jasa Anda tidak dilirik, dan akhirnya konsumen beralih ke kompetitor bisnis Anda.